Image may be NSFW.
Clik here to view.Di rumah, Aku memelihara seekor anjing jantan. Badannya didominasi bulu coklat ditambah lumayan lebat, dengan bulu hitam di beberapa bagian. Kakinya pendek sehingga badannya terlihat agak memanjang. Ia diberi nama Bringgo.
Secara tak disengaja aku telah melakukan eksperimen kecil-kecilan terhadapnya. Seperti ini kisahnya :
Pagi hari, setelah menghabiskan makan, aku biasa menyisakan tulang ayam atau tulang apapun, untuk kuberikan pada Bringgo. Ku keluar pintu rumah, lalu kulempar tulang itu ke arahnya, dan ia pun makan dengan lahapnya. Kebiasaan itu sempat kuulangi selama beberapa hari.
Setelah beberapa hari, tiap kali aku keluar rumah di pagi hari, Bringgo pun menghampiri dengan ekor mengibas dan lidah menjulur.
Bagaimana bisa Bringgo menampilkan tingkah laku seperti itu dan bagaimana menguranginya?
Intinya adalah pada munculnya konsekuensi.
Pada kisah ini, keluarnya aku di pagi hari, menimbulkan konsekuensi positif bagi Bringgo : dia mendapatkan sesuatu yang dia suka, yaitu makanan. Karena kebiasaan memberi makan di pagi hari tersebut sempat kuulangi dalam beberapa hari, Bringgo pun sudah bisa membuat hubungan : antara keluarnya aku dan munculnya makanan. Hal ini yang menyebabkan tiap kali aku keluar rumah di pagi hari, Bringgo lalu menghampiri, seperti “berharap” mendapatkan makanan.
Untuk menghentikan kebiasaannya mendatangiku di pagi hari, kuputuskan membuat percobaan kecil-kecilan. Aku ingin agar Bringgo meninggalkanku ketika aku keluar dan menggeleng padanya di pagi hari.
Seperti ini caraku :
Pagi-pagi aku keluar rumah. Bringgo yang telah menanti, seperti dugaanku, datang mendekatiku dengan ekor mengibas dan lidah menjulur. Saat ia sudah ada di depanku, segera kugelengkan kepalaku beberapa kali, kemudian ku tinggalkan ia tanpa kuberi makanan.
Keesokan harinya, kulakukan hal yang serupa.
Namun, 2 hari setelahnya, ketika ku keluar, Bringgo kuberikan makanan. Dan saat ini, aku tidak menggeleng. Esoknya, aku menggeleng pada Bringgo dan tak memberinya makanan.
Hasilnya, sekarang tiap kali aku menggelengkan kepalaku, Bringgo segera diam dan pergi ke tempat lain.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Kembali, intinya adalah konsekuensi.
Ketika Bringgo menghampiriku, aku tidak memberikan yang dia suka : makanan. Hal ini merupakan “hukuman” baginya. Dan “hukuman” ini yang berfungsi untuk mengurangi tingkah laku “mendekati” tadi.
Namun aku sesekali memberikannya makanan. Hal ini berfungsi untuk mencegah hilangnya tingkah laku ” mendekati” dan membuat Bringgo semakin “memahami” arti “gelenganku”.
Hal yang perlu diingat bahwa setiap anjing memiliki kemampuan yang berbeda dalam “menghubungkan” satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya, sehingga perlu waktu yang berbeda pula, jika kita ingin mengajarkan sesuatu perilaku. Pengajaran bisa dibilang berhasil, ketika anjing kita sudah bisa menampilkan perilaku yang kita inginkan, bukan berdasarkan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk mengajarinya.
Selamat bereksperimen dengan anjing Anda.
Bacaan lebih lanjut :
Wikipedia > Operant Conditioning
Image may be NSFW.
Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
